Fisika Bangunan (Pengaruh Cuaca Terhadap Kenyamanan dan Ketahanan Bangunan Secara Umum dan Khusus)
1. Faktor cuaca yang berpengaruh pada kenyamanan dan Ketahanan Bangunan
Di wilayah Indonesia sendiri, khususnya di daerah Jawa, nenek moyang kita sejak zaman purbakala selalu menghadapkan pintu utama rumahnya ke arah selatan atau utara. Orang Minangkabau memilih bentuk atap rumahnya yang tinggi serta curam. Hal ini dilakukan untuk mengisolir teriknya matahari yang berlebihan dan memudahkan pengaturan air hujan yang seringkali jatuh dalam jumlah besar. Rumah-rumah di Kalimantan, Sulawesi, Irian dan Priangan umumnya didirikan di atas tiang-tiang atau umpak. Hal ini baik untuk mengurangi dan menghilangkan kelembaban di dalam ruangan.
Pada dasarnya, ada tiga faktor terpenting yang menyangkut bahan-bahan pemikiran dalam melaksanakan suatu perencanaan bangunan, yaitu:
1. Manusia dengan kebutuhannya
2. Pengaruh iklim
3. Bahan bangunan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan ruang:
1. Pergerakan udara
2. Suhu udara
3. Kelembaban udara
4. Radiasi
Pada dasarnya, ada tiga faktor terpenting yang menyangkut bahan-bahan pemikiran dalam melaksanakan suatu perencanaan bangunan, yaitu:
1. Manusia dengan kebutuhannya
2. Pengaruh iklim
3. Bahan bangunan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan ruang:
1. Pergerakan udara
2. Suhu udara
3. Kelembaban udara
4. Radiasi
Arsitektur Tropis Lembab
Ciri-ciri iklim tropis basah :
1. Curah hujan tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Temperatur udara panas sampai dengan nikmat
4. Angin (aliran udara) sedikit
5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)
6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap.
Selain ciri-ciri umum tersebut, ada pula beberapa daerah yang mempunyai keadaan iklim yang sedikit berbeda, misalnya daerah pegunungan, seperti Bandung dan Malang lebih sering terjadi hujan, atau di daerah Nusa Tenggara Timur yang paling jarang terjadi hujan, sehingga disana banyak terdapat sabana atau padang rumput dan semak-semak.
Permasalahannya adalah bagaimana udara tetap mengalir sehingga penguapan bisa terus berlangsung. Misalnya untuk daerah yang mempunyai iklim tropik basah seperti yang tersebut di atas, dinding bangunan dibuat tebal dan tidak dibuat sirkulasi udara sehingga penguapan tidak terlalu cepat.
Strategi utama untuk bangunan:
- Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan sun shading (pembayang sinar matahari)
- Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga)
- Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar aliran udara
- Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang mengenai tubuh manusia.
- Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai karena akan menambah panas lingkungan dan mengurangi penerapan kelembaban dan penguapan.
- Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil (ringan), time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas panas rendah.
Ciri-ciri iklim tropis basah :
1. Curah hujan tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Temperatur udara panas sampai dengan nikmat
4. Angin (aliran udara) sedikit
5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)
6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap.
Selain ciri-ciri umum tersebut, ada pula beberapa daerah yang mempunyai keadaan iklim yang sedikit berbeda, misalnya daerah pegunungan, seperti Bandung dan Malang lebih sering terjadi hujan, atau di daerah Nusa Tenggara Timur yang paling jarang terjadi hujan, sehingga disana banyak terdapat sabana atau padang rumput dan semak-semak.
Permasalahannya adalah bagaimana udara tetap mengalir sehingga penguapan bisa terus berlangsung. Misalnya untuk daerah yang mempunyai iklim tropik basah seperti yang tersebut di atas, dinding bangunan dibuat tebal dan tidak dibuat sirkulasi udara sehingga penguapan tidak terlalu cepat.
Strategi utama untuk bangunan:
- Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan sun shading (pembayang sinar matahari)
- Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga)
- Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar aliran udara
- Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang mengenai tubuh manusia.
- Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai karena akan menambah panas lingkungan dan mengurangi penerapan kelembaban dan penguapan.
- Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil (ringan), time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas panas rendah.
Perilaku iklim tropis basah dan bentuk bangunan:
1. Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam
2. Kelembaban tinggi, diatasi dengan:
- Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding, mendinginkan permukaan bangunan,
- Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela temporal digunakan pada siang hari.
3. Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading. Agar panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya kecil. Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai time lag rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari, radiasi tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas rendah dan isolasi panas dengan udara mengalir (membawa udara panas dan uap air di permukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dimensi dan berat kecil agar tidak menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran panas dari dalam bangunan.
4. Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong bangunan.
1. Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam
2. Kelembaban tinggi, diatasi dengan:
- Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding, mendinginkan permukaan bangunan,
- Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela temporal digunakan pada siang hari.
3. Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading. Agar panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya kecil. Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai time lag rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari, radiasi tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas rendah dan isolasi panas dengan udara mengalir (membawa udara panas dan uap air di permukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dimensi dan berat kecil agar tidak menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran panas dari dalam bangunan.
4. Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong bangunan.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh iklim terhadaparsitektur, maka analisa dapat dilakukan, yang meliputi:
1. Analisa Lahan
Analis ini meliputi adaptasi terhadap lingkungan.
2. Analisa Orientasi
Dicari arah yang terbaik agar didapat lingkungan yang sesuai dengan yang disyaratkan.
3. Analisa Bentuk
Meliputi analisa dari rancangan bangunan dan komposisi kelompok bangunan. Design bangunan secara tunggal berpengaruh pada terbentuknya suatu lingkungan dalam bangunan tersebut yang merupakan suatu modifikasi lingkungan luar yang dibentuk oleh kelompok bangunan. Bentuk dari kelompok bangunan ini mempunyai pengaruh pada lingkungan luar yang terjadi. Kepadatan bangunan mempunyai pengaruh besar pada pembentukan iklim lingkungan luar.
4. Analisa Sistem Konstruksi
Sistem konstruksi berpengaruh pada proses modifikasi iklim atau lingkungan luar menjadi lingkungan dalam yang terhuni dengan baik.
Analis ini meliputi adaptasi terhadap lingkungan.
2. Analisa Orientasi
Dicari arah yang terbaik agar didapat lingkungan yang sesuai dengan yang disyaratkan.
3. Analisa Bentuk
Meliputi analisa dari rancangan bangunan dan komposisi kelompok bangunan. Design bangunan secara tunggal berpengaruh pada terbentuknya suatu lingkungan dalam bangunan tersebut yang merupakan suatu modifikasi lingkungan luar yang dibentuk oleh kelompok bangunan. Bentuk dari kelompok bangunan ini mempunyai pengaruh pada lingkungan luar yang terjadi. Kepadatan bangunan mempunyai pengaruh besar pada pembentukan iklim lingkungan luar.
4. Analisa Sistem Konstruksi
Sistem konstruksi berpengaruh pada proses modifikasi iklim atau lingkungan luar menjadi lingkungan dalam yang terhuni dengan baik.
Dengan analisa-analisa di atas dapat diketahui gradasi pengaruh iklim pada setiap langkah perencanaan .
Iklim dan arsitektur di Indonesia sangat dipengaruhi oleh matahari. Kondisi alam akibat pengaruh iklim tersebut direspon manusia dengan menciptakan lingkungan binaan. Iklim di Indonesia adalah tropik basah, karena kadar uap airnya (humidity) tinggi dengan dua musim.
Pada daerah yang memiliki iklim tropik kering (humidity rendah), seperti daerah Arab, udara sangat panas. Penguapan sangat cepat, karena itu walaupun udara panas, mereka tetap memakai baju tebal untuk mencegah penguapan cairan tubuh yang terlalu cepat.Masalah umum dan masalah bangunan:1. Panas bangunan tidak menyenangkan
2. Penguapan sedikit karena gerakan udara lambat
3. Perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan dan serangga
4. Di sekitar lautan juga diperlukan perlindungan terhadap angin kerasHal-hal penting untuk diperhatikan :1. Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing-masing bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik
2. Orientasi bangunan adalah utara-selatan untuk mencegah pemanasan matahari terhadap fasade yang lebih lebar
3. Bangunan harus memiliki lebar yang masih memungkinkan untuk mendapatkan ventilasi silang
4. Ruang di sekitar bangunan harus diberi peneduh tetapi tidak mengganggu sirkulasi udara
5. Harus dipersiapkan penyaluran air hujan dari atap ke halaman
6. Bangunan ringan dengan daya serap panas yang rendah, contoh: dinding gedek atau bilik sebagai dinding bernafas untuk membantu penguapan.Vegetasi merupakan sumberdaya alam bagi untuk bangunan, sebab:1. Berpengaruh terhadap arsitektur tradisional di zaman pertanian
2. Berpengaruh pada lingkungan binaan yang terbentuk disesuaikan dengan alam
Contoh :• Sumatera dan Kalimantan kaya akan vegetasi yang subur seperti kayu, sehingga rumah berbahan kayu, lantai rumah ditinggikan karena menghindari kelembaban, dan atap curam untuk mengatasi curah hujan yang tinggi
• Pada daerah Toraja digunakan bambu
• Daerah Jawa, lantai semakin menempel ke tanah, tidak seperti di Sumatera
• Di Kupang, Sumba, Flores, dan Timor, karena tidak ada hutan, banyak savana, maka digunakan rumbia dan alang-alang pada arsitekturnya.Konstruksi Arsitektur Tropis• Ruang dilalui angin setinggi badan
• Ruang para-para harus diberi angin
• Lantai dapat diangkat, dijadikan lubang ventilasi (dapat dilalui angin)
• Atap mempunyai daya serap panas yang rendah agar dapat menahan panas.
Tiga wujud arsitektur tropis :1. Arsitektur Teknologis
Semua pengkondisian interior dilakukan secara mekanis. Hanya tampak luarnya saja yang mencerminkan arsitektur tropis.
2. Arsitektur Tropis Geografis
Menggunakan prinsip-prinsip arsitektur tropis secara menyeluruh, selubung bangunan, maupun di dalamnya.
3. Arsitektur Kultural
Karena budaya yang turun temurun.
Pada daerah khatulistiwa, perbedaan temperatur iklim tropis basah tidak ekstrim. Untuk daerah tropis basah, dinding perlu memiliki lubang agar udara dapat mengalir dan mengurangi kelembaban udara dalam ruang, sehingga mempermudah penguapan. Pada prinsipnya, udara dapat mengalir di dalam ruangan, setinggi ruang, minimal setinggi badan. Temperatur di dalam dan di luar ruangan sama.
Perbandingan Respon Bangunan Tradisional dan Modern terhadap IklimUntuk melihat bagaimana respon bangunan tradisional terhadap iklim kita mengambil contoh rumah tradisional Malaysia. Rumah tradisional Malaysia menggunakan konstruksi kayu yang ringan dan material alam lainnya yang kapasitas panasnya rendah. Atap rumah adalah insulator thermal yang sempurna, kaca jarang digunakan Bata, baton, keramik dan material lainnya yang kapasitas panasnya tinggi akan meradiasikan panas kedalam rumah yang mengakibatkan ketidaknyamanan.
Perbandingan antara rumah tradisional dengan rumah modern dapat kita lihat dari segi penggunaan bentuk bangunan, material bahan bangunan, penataan denah dan bangunan dan vegetasi.
Pada daerah yang memiliki iklim tropik kering (humidity rendah), seperti daerah Arab, udara sangat panas. Penguapan sangat cepat, karena itu walaupun udara panas, mereka tetap memakai baju tebal untuk mencegah penguapan cairan tubuh yang terlalu cepat.Masalah umum dan masalah bangunan:1. Panas bangunan tidak menyenangkan
2. Penguapan sedikit karena gerakan udara lambat
3. Perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan dan serangga
4. Di sekitar lautan juga diperlukan perlindungan terhadap angin kerasHal-hal penting untuk diperhatikan :1. Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing-masing bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik
2. Orientasi bangunan adalah utara-selatan untuk mencegah pemanasan matahari terhadap fasade yang lebih lebar
3. Bangunan harus memiliki lebar yang masih memungkinkan untuk mendapatkan ventilasi silang
4. Ruang di sekitar bangunan harus diberi peneduh tetapi tidak mengganggu sirkulasi udara
5. Harus dipersiapkan penyaluran air hujan dari atap ke halaman
6. Bangunan ringan dengan daya serap panas yang rendah, contoh: dinding gedek atau bilik sebagai dinding bernafas untuk membantu penguapan.Vegetasi merupakan sumberdaya alam bagi untuk bangunan, sebab:1. Berpengaruh terhadap arsitektur tradisional di zaman pertanian
2. Berpengaruh pada lingkungan binaan yang terbentuk disesuaikan dengan alam
Contoh :• Sumatera dan Kalimantan kaya akan vegetasi yang subur seperti kayu, sehingga rumah berbahan kayu, lantai rumah ditinggikan karena menghindari kelembaban, dan atap curam untuk mengatasi curah hujan yang tinggi
• Pada daerah Toraja digunakan bambu
• Daerah Jawa, lantai semakin menempel ke tanah, tidak seperti di Sumatera
• Di Kupang, Sumba, Flores, dan Timor, karena tidak ada hutan, banyak savana, maka digunakan rumbia dan alang-alang pada arsitekturnya.Konstruksi Arsitektur Tropis• Ruang dilalui angin setinggi badan
• Ruang para-para harus diberi angin
• Lantai dapat diangkat, dijadikan lubang ventilasi (dapat dilalui angin)
• Atap mempunyai daya serap panas yang rendah agar dapat menahan panas.
Tiga wujud arsitektur tropis :1. Arsitektur Teknologis
Semua pengkondisian interior dilakukan secara mekanis. Hanya tampak luarnya saja yang mencerminkan arsitektur tropis.
2. Arsitektur Tropis Geografis
Menggunakan prinsip-prinsip arsitektur tropis secara menyeluruh, selubung bangunan, maupun di dalamnya.
3. Arsitektur Kultural
Karena budaya yang turun temurun.
Pada daerah khatulistiwa, perbedaan temperatur iklim tropis basah tidak ekstrim. Untuk daerah tropis basah, dinding perlu memiliki lubang agar udara dapat mengalir dan mengurangi kelembaban udara dalam ruang, sehingga mempermudah penguapan. Pada prinsipnya, udara dapat mengalir di dalam ruangan, setinggi ruang, minimal setinggi badan. Temperatur di dalam dan di luar ruangan sama.
Perbandingan Respon Bangunan Tradisional dan Modern terhadap IklimUntuk melihat bagaimana respon bangunan tradisional terhadap iklim kita mengambil contoh rumah tradisional Malaysia. Rumah tradisional Malaysia menggunakan konstruksi kayu yang ringan dan material alam lainnya yang kapasitas panasnya rendah. Atap rumah adalah insulator thermal yang sempurna, kaca jarang digunakan Bata, baton, keramik dan material lainnya yang kapasitas panasnya tinggi akan meradiasikan panas kedalam rumah yang mengakibatkan ketidaknyamanan.
Perbandingan antara rumah tradisional dengan rumah modern dapat kita lihat dari segi penggunaan bentuk bangunan, material bahan bangunan, penataan denah dan bangunan dan vegetasi.
2.Bagaimana Faktor-Faktor Cuaca Mempengaruhi Secara Umum
Pengaruh iklim pada kesehatan dan kenyamanan bangunan secara umum. Bahwasannya perencanaan serta tata letak suatu bangunan harus disesuaikan dengan keadaan iklim setempat adalah suatu hal yang sejak lama sudah dikenal manusia secara universal. Berabad-abad lamanya hingga kini dalam sejarah manusia, mereka belajar, meneliti dan berusaha melindungi rumah-rumah ataupun bangunan-bangunannya terhadap pengaruh-pengaruh yang tidak menguntungkan diri iklim sesuai dengan keadaan serta kondisi daerahnya masing-masing.
Di negara kita Indonesia, umpamanya di daerah pulau Jawa; nenek moyang kita sejak jaman purbakala selalu menghadap pintu utama rumahnya ke arah Selatan atau utara. Hal ini antara lain disebabkan karena dengan cara demikian ruangan-ruangan dengan mudah dapat menerima aliran udara melalui bukaan (pintu dan jendela) rumahnya termasuk sinar matahari pagi, namun pada siang hari sinar (radiasi) matahari yang lebih condong ke utara tetap dihalangi oleh teritisan atap rumah.
MasyaraKat didaerah Minangkabau memilih bentuk atap rumahnya yang
tinggi-tinggi serta curam, antara lain berguna untuk mengisolasi teriknya
matahari yang berlebihan dan memudahkan pengaliran air hujan yang
seringkali jatuhnya dengan jumlah besar.
Demikian pula untuk bentuk rumah panggung yang banyak terdapat di negara kita, hal ini dimaksudkan untuk aliran udara (proses ventilasi) dibawah lantai papan (panggung) agar dapat mengurangi kelembaban udara yang berlebihan didalam ruangan.
1. Sinar Matahari
a. Macam-macam sinar
ü Ultra Violet (jingga ultra)
ü Infra merah (infrared)
ü Cahaya terang
ü Sinar kosmik (kosmos = semesta alam)
2. Hujan
ü Curah hujan
ü Akibat fisikalis
ü Akibat kimia
ü Akibat biologis
ü Perembesan air dalam dinding
ü Basah dari bawah
ü Prinsip-prinsip bangunan tropis.
3. Temperatur dan kelembaban
ü Penyusupan kelembaban oleh daya-daya kapiler.
ü Perlindungan dari kelembaban
4. Angin
ü Angin antar benua dan samudra serta akibatnya.
ü Angin-angin setempat
ü Tekanan dan hisapan angin
ü Penendalian angin
Dalam proses perancangan arsitektur dengan memakai pendekatan iklim, terdapat empat variabel yang dominan, yaitu:Iklim
Gambaran iklim harus diketahui dengan baik. Karakteristik tahunan atau harian dan masing-masing data di analisa sehingga dapat diketahui ciri-ciri utama dari iklim setempat. Data-data tersebut meliputi:
- suhu udara (T, derajat Celcius)
- kelembaban relatif (RH)
- radiasi matahari (MRT, derajat Celcius)
- kecepatan angin yang ada (V, m/dt)
- Biologi
Karakter iklim tersebut di atas kemudian dianalisa menurut syarat-syarat kenyamanan bagi manusia sebagai pemakai bangunan. Sehingga dapat diketahui kelakuan iklim tersebut. Selanjutnya akan bermanfaat untuk perancangan bangunan.
TeknologiApabila telah diketahui iklim yang ada dan iklim yang dikehendaki untuk kenyamanan, selanjutnya dengan teknologi yang ada perancangan bangunan dapat diterapkan secara kuantitatif.
Thermal comfort dapat diperoleh dengan cara mengendalikan atau mengatasi hal-hal berikut:
1. Sumber panas (pembakaran karbohidrat dalam makanan, suhu udara, radiasi matahari). Untuk itu harus ada heat transfer (menurunkan atau pertukaran panas) dari tubuh ke lingkungan, dengan cara:
KonduksiMisalnya dengan memegang benda yang dingin atau berpindah ke tempat yang lebih dingin. Penurunan panas yang terjadi sangat kecil.
Konveksi
Pertukaran udara melalui fluida bergerak. Penurunan panas yang terjadi 40%. Misalnya, saat kepanasan kita keluar untuk mencari udara segar atau fluida bergerak.
RadiasiPenurunan panas yang terjadi 40%. Radiasi matahari diatasi dengan menjauhi radiasi tersebut, atau dengan mengurangi makan, sebab makanan menaikkan suhu tubuh.
EvaporasiMemperbanyak penguapan. Penurunan panas 20% (kipas-kipas untuk mempercepat evaporasi).
2. Kelembaban
Harus mengkondisikan atau mengendalikan kelembaban yang berasal dari:
- Keringat - Benda-benda
- Sumber kelembaban - Sumber air
- Tanaman
Teknologinya dengan memakai dehumidifier (AC), mengatur kelembaban supaya sesuai dengan yang diinginkan.
Cara mencapai comfort dilakukan dengan mengendalikan penguapan dan sumber kelembaban, yaitu:
- Penguapan: keringat diuapkan
- Pengeringan: sumber air yang tidak perlu, dikeringkan
- Pengembunan (kondensasi): dengan AC pada udara jenuh
- Penyerapan (absorbsi)
3. Angin
Terjadi angin karena adanya beda tekanan:
- Gaya angin (perbedaan tekanan udara)
- Gaya suhu (perbedaan suhu udara)
Gaya angin lebih besar daripada gaya suhu.
Contohnya pada proses stack effect.
Gambaran iklim harus diketahui dengan baik. Karakteristik tahunan atau harian dan masing-masing data di analisa sehingga dapat diketahui ciri-ciri utama dari iklim setempat. Data-data tersebut meliputi:
- suhu udara (T, derajat Celcius)
- kelembaban relatif (RH)
- radiasi matahari (MRT, derajat Celcius)
- kecepatan angin yang ada (V, m/dt)
- Biologi
Karakter iklim tersebut di atas kemudian dianalisa menurut syarat-syarat kenyamanan bagi manusia sebagai pemakai bangunan. Sehingga dapat diketahui kelakuan iklim tersebut. Selanjutnya akan bermanfaat untuk perancangan bangunan.
TeknologiApabila telah diketahui iklim yang ada dan iklim yang dikehendaki untuk kenyamanan, selanjutnya dengan teknologi yang ada perancangan bangunan dapat diterapkan secara kuantitatif.
Thermal comfort dapat diperoleh dengan cara mengendalikan atau mengatasi hal-hal berikut:
1. Sumber panas (pembakaran karbohidrat dalam makanan, suhu udara, radiasi matahari). Untuk itu harus ada heat transfer (menurunkan atau pertukaran panas) dari tubuh ke lingkungan, dengan cara:
KonduksiMisalnya dengan memegang benda yang dingin atau berpindah ke tempat yang lebih dingin. Penurunan panas yang terjadi sangat kecil.
Konveksi
Pertukaran udara melalui fluida bergerak. Penurunan panas yang terjadi 40%. Misalnya, saat kepanasan kita keluar untuk mencari udara segar atau fluida bergerak.
RadiasiPenurunan panas yang terjadi 40%. Radiasi matahari diatasi dengan menjauhi radiasi tersebut, atau dengan mengurangi makan, sebab makanan menaikkan suhu tubuh.
EvaporasiMemperbanyak penguapan. Penurunan panas 20% (kipas-kipas untuk mempercepat evaporasi).
2. Kelembaban
Harus mengkondisikan atau mengendalikan kelembaban yang berasal dari:
- Keringat - Benda-benda
- Sumber kelembaban - Sumber air
- Tanaman
Teknologinya dengan memakai dehumidifier (AC), mengatur kelembaban supaya sesuai dengan yang diinginkan.
Cara mencapai comfort dilakukan dengan mengendalikan penguapan dan sumber kelembaban, yaitu:
- Penguapan: keringat diuapkan
- Pengeringan: sumber air yang tidak perlu, dikeringkan
- Pengembunan (kondensasi): dengan AC pada udara jenuh
- Penyerapan (absorbsi)
3. Angin
Terjadi angin karena adanya beda tekanan:
- Gaya angin (perbedaan tekanan udara)
- Gaya suhu (perbedaan suhu udara)
Gaya angin lebih besar daripada gaya suhu.
Contohnya pada proses stack effect.
4. Radiasi Panas
Sumber:
- Sinar matahari langsung dan tak langsung (pemantulan dan konduksi)
- Pembakaran
Keterangan:
1. Cahaya sinar langsung
2. Cahaya yang menembus
3. Radiasi tidak langsung
4. Sinar memanaskan udara di sekitar atap, sehingga panas-nya menembus bangunan
5. Panas dan tanah
Hal tersebut harus dikendalikan untuk meningkatkan comfort salah satunya adalah dengan teknologi passive cooling melalui:
• Penambahan shading untuk mengatasi sinar langsung
• Insulasi panas untuk radiasi yang menembus
• Permukaan sebagai diffuser untuk radiasi tidak langsung
• Vegetasi, atap dengan ventilasi untuk konveksi
• Untuk permukaan tanah yang tidak menyerap panas dipakai sistem lantai panggung (mengatasi radiasi dari tanah)
Sumber:
- Sinar matahari langsung dan tak langsung (pemantulan dan konduksi)
- Pembakaran
Keterangan:
1. Cahaya sinar langsung
2. Cahaya yang menembus
3. Radiasi tidak langsung
4. Sinar memanaskan udara di sekitar atap, sehingga panas-nya menembus bangunan
5. Panas dan tanah
Hal tersebut harus dikendalikan untuk meningkatkan comfort salah satunya adalah dengan teknologi passive cooling melalui:
• Penambahan shading untuk mengatasi sinar langsung
• Insulasi panas untuk radiasi yang menembus
• Permukaan sebagai diffuser untuk radiasi tidak langsung
• Vegetasi, atap dengan ventilasi untuk konveksi
• Untuk permukaan tanah yang tidak menyerap panas dipakai sistem lantai panggung (mengatasi radiasi dari tanah)
3.Bagaimana Faktor-Faktor Cuaca Mempengaruhi Secara Khusus ( Termal,Cahaya & Akustika
Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dengan cara menanggulangi tekanan iklim yang ada. "Stress" yang terjadi harus sesedikit mungkin. Suatu sistem guna mencapai kondisi keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit sekali untuk diketengahkan, sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang tersangkut.
Usaha untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain, sehingga akhirnya manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan.
Kenyamanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Kenyamanan thermal
2. Kenyamanan visual ( cahaya )
3. Kenyamanan audial ( akustika )
Usaha untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain, sehingga akhirnya manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan.
Kenyamanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Kenyamanan thermal
2. Kenyamanan visual ( cahaya )
3. Kenyamanan audial ( akustika )
v Kenyamanan Thermal
Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya.
Thermal comfort dipengaruhi oleh dua faktor:
1. Faktor fisik (physical environment)
- suhu udara
- kelembaban relatif
- kecepatan angin
2. Faktor non fisik (non physical environment)
- jenis kelamin
- umur atau usia
- pakaian yang dipakai
- jenis aktivitas yang sedang dikerjakan
1. Faktor fisik (physical environment)
- suhu udara
- kelembaban relatif
- kecepatan angin
2. Faktor non fisik (non physical environment)
- jenis kelamin
- umur atau usia
- pakaian yang dipakai
- jenis aktivitas yang sedang dikerjakan
Tingkat Perencanaan Lingkungan Binaan dalam Aspek Kenyamanan Thermal
Aspek kenyamanan thermal untuk perencanaan lingkungan binaan mencakup:
1. Eksterior bangunan
Aspek kenyamanan thermal untuk perencanaan lingkungan binaan mencakup:
1. Eksterior bangunan
2. Interior bangunan
3. Selubung bangunan
Perencanaan terhadap masing-masing cakupan di atas berkaitan dengan bentuk bangunan, seperti: ketinggian lantai bangunan, bentuk massa dan dimensi bangunan.
Eksterior Bangunan
Perencanaan terhadap masing-masing cakupan di atas berkaitan dengan bentuk bangunan, seperti: ketinggian lantai bangunan, bentuk massa dan dimensi bangunan.
Eksterior Bangunan
Gubahan massa bangunan, merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan. Gubahan massa sendiri dipengaruhi oleh:
- Bentuk bangunan
- Jarak bangunan
- Ketinggian bangunan
- Kondisi bangunan di sekitarnya
- Vegetasi (penutup tanah, perdu, pohon, dan lain-lain)
- Bentang alam (danau, sungai, tebing, bukit, dan jurang)
- Kondisi iklim mikro
- Perkerasan tanah.
Gubahan massa bangunan bertujuan untuk:
- Mengendalikan radiasi matahari
- Mengendalikan angin dan kelembaban.
Pada bangunan satu lantai, udara yang masuk adalah udara lembab yang menimbulkan dan meningkatkan kelembaban udara dalam ruangan. Penambahan vegetasi pada ruang luar harus diperhitungkan supaya pengaliran udara ke dalam bangunan dapat berfungsi.
Jarak vegetasi ke bangunan (s), tergantung dari tinggi (h). Pertimbangan terhadap vegetasi sama halnya ketika kita membicarakan pagar bangunan.
Pagar menghalangi aliran udara ke rumah
Ketinggian dan bentuk pagar jangan sampai menghalangi pengaliran udara ke bangunan.
Pagar sirip dapat mengalirkan aliran udara ke rumah
Rumah ditinggikan dari tanah, sehingga pagar tidak menghalangi pengaliran udara.
Interior Bangunan
Pada siang hari terjadi proses pemanasan, dan pada malam hari terjadi pelepasan panas (pendinginan). Proses pendinginan secara berantai (melalui fase-fase) pada bangunan satu lantai tetap efektif, tapi tidak untuk bangunan berlantai banyak. Massa udara menghambat radiasi dan konduksi, digantikan dengan konveksi. Kondisi ini disebut dengan efek termos. Jadi, semakin banyak udara akan menguntungkan.
Untuk memahami secara baik bagaimana pengaruh lingkungan luarterhadap bangunan, dapat diketahui dengan memahami bagaimana perambatan panas yang terjadi pada bangunan.
Pada dasarnya perambatan panas terjadi secara bertingkat.
Perambatan panas tersebut berupa:
1. Konveksi
2. Radiasi
3. Konduksi (atap - dinding)
4. Evaporasi
Bentuk bangunan, seperti bentuk atap, dapat mempengaruhi perambatan panas pada bangunan. Bangunan dengan bentuk atap datar akan menghantarkan radiasi yang lebih besar daripada bangunan dengan bentuk atap miring. Hal ini disebabkan karena pada bangunan dengan atap datar, panas yang diradiasikan ke dalam bangunan jatuhnya tegak lurus dan langsung masuk ke fase 2.
Sedangkan pada bangunan dengan atap miring, panas yang masuk terlebih dahulu masuk ke dalam ruang atap, ditahan dulu oleh udara (mengalami konveksi), sehingga panas yang masuk ke fase 2 lebih kecil.
Selain bentuk bangunan, bentuk ruangan juga berpengaruh terhadap kenyamanan. Berikut ini. kita lihat perbandingan kenyamanan pada beberapa bentuk ruang dengan luas yang sama.
Bentuk lingkaran merupakan bentuk ruang yang memiliki kenyamanan yang paling tinggi, karena zona pori-porinya kecil dan jaraknya sama rata dari titik pusat geometri.Pada bentuk persegi panjang, orientasi mempengaruhi kenyamanan. Pada kotak A, zona pori-pori lebih besar dari kotak B, sehingga kotak B lebih nyaman.
Selubung Bangunan
Aspek interior, eksterior dan selubung bangunan dapat saling mempengaruhi dalam perencanaan bangunan. Untuk memperoleh kenyamanan, bangunan yang mempunyai ruang kecil-kecil akan mempunyai dinding yang tebalnya berbeda dengan bangunan yang mempunyai ruang-ruang yang besar.
Hal mi disebabkan karena bangunan dengan ruang-ruang yang kecil, dindingnya akan menyimpan panas yang lebih besar.
Sedangkan bangunan dengan ruang yang lebih besar, lebih lambat panas dan lambat dingin (time lag besar).
Untuk bangunan kecil, kenyamanan termal dapat dicapai dengan:
1. Dinding lebih tipis, volume dinding berkurang
2. Menggunakan material dinding dengan kapasitas panas (kemampuan menyimpan panas) kecil. Kapasitas panas berhubungan dengan massa jenis. Massa jenis A lebih besar dari massa jenis B, setara dengan kapasitas panasnya.
3. Menggunakan material dinding dengan konduktivitas panas (kemampuan menyalurkan panas) besar
Untuk pemilihan bahan, kriteria yang harus diperhatikan:
1. Bangunan kecil:
- Konduktivitas panas besar
- Kapasitas panas kecil
Pilihan bahan dapat berupa:
- Bambu atau kayu, karena bersifat insulasi, yaitu kapasitas panas kecil dan konduktivitas panas kecil
- Hindari bahan logam, karena bersifat konduktor, yaitu kapasitas panas besar dan konduktivitas panas juga besar.
2. Bangunan besar:
- Konduktivitas panas boleh besar
- Kapasitas panas boleh besar
Ketinggian dan bentuk pagar jangan sampai menghalangi pengaliran udara ke bangunan.
Pagar sirip dapat mengalirkan aliran udara ke rumah
Rumah ditinggikan dari tanah, sehingga pagar tidak menghalangi pengaliran udara.
Interior Bangunan
Pada siang hari terjadi proses pemanasan, dan pada malam hari terjadi pelepasan panas (pendinginan). Proses pendinginan secara berantai (melalui fase-fase) pada bangunan satu lantai tetap efektif, tapi tidak untuk bangunan berlantai banyak. Massa udara menghambat radiasi dan konduksi, digantikan dengan konveksi. Kondisi ini disebut dengan efek termos. Jadi, semakin banyak udara akan menguntungkan.
Untuk memahami secara baik bagaimana pengaruh lingkungan luarterhadap bangunan, dapat diketahui dengan memahami bagaimana perambatan panas yang terjadi pada bangunan.
Pada dasarnya perambatan panas terjadi secara bertingkat.
Perambatan panas tersebut berupa:
1. Konveksi
2. Radiasi
3. Konduksi (atap - dinding)
4. Evaporasi
Bentuk bangunan, seperti bentuk atap, dapat mempengaruhi perambatan panas pada bangunan. Bangunan dengan bentuk atap datar akan menghantarkan radiasi yang lebih besar daripada bangunan dengan bentuk atap miring. Hal ini disebabkan karena pada bangunan dengan atap datar, panas yang diradiasikan ke dalam bangunan jatuhnya tegak lurus dan langsung masuk ke fase 2.
Sedangkan pada bangunan dengan atap miring, panas yang masuk terlebih dahulu masuk ke dalam ruang atap, ditahan dulu oleh udara (mengalami konveksi), sehingga panas yang masuk ke fase 2 lebih kecil.
Selain bentuk bangunan, bentuk ruangan juga berpengaruh terhadap kenyamanan. Berikut ini. kita lihat perbandingan kenyamanan pada beberapa bentuk ruang dengan luas yang sama.
Bentuk lingkaran merupakan bentuk ruang yang memiliki kenyamanan yang paling tinggi, karena zona pori-porinya kecil dan jaraknya sama rata dari titik pusat geometri.Pada bentuk persegi panjang, orientasi mempengaruhi kenyamanan. Pada kotak A, zona pori-pori lebih besar dari kotak B, sehingga kotak B lebih nyaman.
Selubung Bangunan
Aspek interior, eksterior dan selubung bangunan dapat saling mempengaruhi dalam perencanaan bangunan. Untuk memperoleh kenyamanan, bangunan yang mempunyai ruang kecil-kecil akan mempunyai dinding yang tebalnya berbeda dengan bangunan yang mempunyai ruang-ruang yang besar.
Hal mi disebabkan karena bangunan dengan ruang-ruang yang kecil, dindingnya akan menyimpan panas yang lebih besar.
Sedangkan bangunan dengan ruang yang lebih besar, lebih lambat panas dan lambat dingin (time lag besar).
Untuk bangunan kecil, kenyamanan termal dapat dicapai dengan:
1. Dinding lebih tipis, volume dinding berkurang
2. Menggunakan material dinding dengan kapasitas panas (kemampuan menyimpan panas) kecil. Kapasitas panas berhubungan dengan massa jenis. Massa jenis A lebih besar dari massa jenis B, setara dengan kapasitas panasnya.
3. Menggunakan material dinding dengan konduktivitas panas (kemampuan menyalurkan panas) besar
Untuk pemilihan bahan, kriteria yang harus diperhatikan:
1. Bangunan kecil:
- Konduktivitas panas besar
- Kapasitas panas kecil
Pilihan bahan dapat berupa:
- Bambu atau kayu, karena bersifat insulasi, yaitu kapasitas panas kecil dan konduktivitas panas kecil
- Hindari bahan logam, karena bersifat konduktor, yaitu kapasitas panas besar dan konduktivitas panas juga besar.
2. Bangunan besar:
- Konduktivitas panas boleh besar
- Kapasitas panas boleh besar
v Kenyamanan visual ( cahaya )
Penerangan (Pencahayaan-Tata Cahaya). Dalam hal ini yang ditinjau hanya satu hal saja yaitu “Design sky untuk Indonesia”.
Perencanaan penerangan siang hari dalam ruangan-ruangan umumnya disarankan atas penerangan yang diberikan oleh terang langit. Untuk keperluan perencanaan harus ditetapkan suatu nilai standard tertentu banyaknya cahaya yang tersedia. Sebagai dasar dapat diambil kekuatan penerangan oleh langit pada suatu bidang datar dilapangan terbuka, di mana seluruh langit terlihat (biasanya disebut the equivalent sky-brightness), yang boleh dibilang selalu tersedia, misalnya untuk 90% atau lebih lamanya waktu diantara siang hari umpama antar pukul 8.00 pagi sampai pukul 4.00 sore. Dari hasil penelitian di beberapa Negara seperti Australia, India dan Amerika Serikat disarankan 1000 lumem/ft2 atau 10764 lumen/m2.
Di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran kuat penerangan di bidang datar dilapangan terbuka di Bandung pada tahun 1964 disimpulkan:
Pertama, sebagai “design sky” untuk Indonesia dapat ditetapkan langit biru biri bersih tanpa awan dan langit seluruhnya diliputi oleh awam putih abu-abu. “Equivalen sky-brighness” sebesar 10000 lumen/m2 diantara pukul 8 pagi sampai 4 sore, Atau 5100 lumen/m2 diantara pukul 7 pagi sampai 5 sore.Kedua, untuk design sky ini diusulkan distribusi terang langit yang “uniform” (merata).
Ketiga, bila komponen-komponen penerangan pantul harus diperhitungkan, hendaknye kekuatan penerangan sekeliling dekat dari bangunan jang bersangkutan oleh matahari ditambahkan kepada penetangan langit, untuk kedua waktu yang disebutkan tadi diambil masing-masing 5000 lumen/m2 dan 2500 lumen/m2.
Keempat, untuk pertimbangan mengenai gangguan penyiluan dan usaha pengurangannya dapat diperhitungkan penerangan langsung oleh matahari sebesar 30000 lumen/m2 pada obyek-obyek yang memberikan pantulan.
Pencahayaan buatan (rekayasa mekanisasi)
1. Pengertian cahaya buatan
Pencahayaan buatan ialah cahaya yang dihasilkan oleh elemen-elemen hasil pabrikasi. Kuantitas dan kualitas cahaya yang dihasilkan berbeda-beda tergantung jenis lampu yang digunakan.
2. Sumber terang buatan
Ada tiga jenis utama sunber cahaya buatan yaitu :
a. Lampu Pijar
Lampu pijar memiliki filamen yang memberikan cahaya ketika dipanaskan, menjadi pijar oleh aliran listrik. Lampu ini menyediakan sumber cahaya, memiliki efikasi rendah, mempresentasikan warna (render) dengan cukup baik, dan mudah untuk dipadamkan oleh reostat.
b. Lampu Fluoresens
Lampu fluoresens adalah lampu discharge tubular dimana cahaya dihasilkan dari fluresens lapisan fosfor didalam tabung. Lampu ini menyediakan sumber cahaya linier dan memiliki efikasi sebesar 50 sampai 80 lumen per watt. Kemampuan merepresentasikan warna (rendering) yang dimiliki bervariasi.
c. Lampu High-Intensity Discharge (HID)
Lampu High-Intensity Discharge (HID)adalah lampu discharge yang memiliki jumlah cahaya signifikan yang dihasilkan dari pelepasan listrik melalui uap logam didalam tabung kaca tertutup. Lampu HID menggabungkan bentuk lampu pijar dengan efikasi lampu fluoresens. Lampu-lampu merkuri menghasilkan cahaya dengan pelepasan listrik dalam uap merkuri. Lampu logam halida konstruksinya sama dengan lampu merkuri, tetapi memiliki tabung dimana ligam halida ditambahkan untuk
menghasilkan cahaya dan memperbaiki color rendering. Lampu high-pressure sodium (HPS) menghasilkan spektrum cahaya putih keemasan yang luas yang dihasilkan dari pelepasan listrik pada uap sodium.
3. Penempatan sumber terang
Cahaya yang menyebar memancar dari sumber cahaya yang banyak atau luas serta permukaan pemantul. Iluminasi yang datar dan hampir seragam meminimalisasi kontras dan bayangan, serta dapat menyulitkan embacaan tekstur. Disisi yang lain cahaya terarah meningkatkan persepsi bentuk dan tekstur dengan menghasilkan variasi bayangan dan Brightness pada permukaan benda yang disinari . Sementara cahaya yang menyebar bermanfaat untuk penglihatan umum, cahaya ini bisa menjadi monoton. Beberaa pencahayaan terarah dapat mengurangi permasalahan ini dengan menyediakan aksen visual, memberikan variasi luminasi dan menambah terang permukaan kerja. Gabungan ddari pencahayaan menyebar dan pencahayaan terarah biasanya lebih disukai dan bermanfaat, terutama jika terdapat bermacam-macam tugas yang harus dilakukan .
4. Sistem penyinaran
Tujuan utama sistem pencahayaan ialah menyediakan iluminasi yang memadai bagi kinerja tugas visual. Level iluminasi yang disarankan untuk beberapa tugas tertentu hanya menyebutkan kuantitas cahaya yang harus tersedia. Bagaimana jumlah cahaya ini mempengaruhi bagaimana suatu benda atau ruang dapat dilihat. Ada tiga jenis sistem penyinaran yaitu :
a. Penyinaran Langsung yaitu sinar cahaya dari sumber cahaya dan yang
dipantulkan oleh bidang-bidang reflektor diarahkan langsung pada bidang kerja.
b. Penyinaran tidak langsung memakai penerangan yang menghalang-halangi sinar cahaya datang langsung pada bidang kerja.
c. Penyinaran bawur (difus) yaitu cara penerangan yang arah sinarnya dibuat serba kemana-mana, dari mana-mana serta merata sehingga tidak tampak keras.
5. Pengaruh dinding, langit-langit, lantai dll
a) Sudah umum dapat dikatakan bahwa semakin muda warna bidang-bidang ruangan (dinding, lantai, langit-langit, perabot rumah dan lain-lain) ataupun mendekati warna putih, penerangan ruangan semakin baik dan ekonomis karena jumlah cahaya yang dipantulkan kembali oleh bidang-bidang itu tidak sedikit.
b) Lantai-lantai sebaiknya jangan terlalu putih bila ruangan sudah cukup penerangannya, karena membuat mata penat. Lantai yang agak gelap menyejukkan mata.
c) Warna muda ringan (warna pastel) menggairahkan dan mengungkapkan rasa fajar muda.
d) Warna putih merupakan pemantul baik sekali tetapi berkesan dingin atau steril.
e) Kaca-kaca jendela biasanya lebih mengganggu daripada menolong karena menghamburkan banyak cahaya keluar dan memberikan bayang-bayang refleksi yang menganngu.
Kenyamanan audial ( akustika )
Dalam bidang akustik pengetahuan yang menarik adalah isolasi terhadap bunyi, standardisasi, pengendalian bunyi gangguan dan akustik ruangan.
Dalam bidang akustik ruangan dua hal yang berkembang, yaitu mutu akustik dalam ruang konsert dan opera. Pada umumnya di ruang ini diukur beberapa besaran fisis seperti waktu dengung, banyaknya bunyi langsung terhadap pantulan, distribusi energi dalam ruangan dan tidak terdapatnya gangguan gema. Untuk berbicara, yang diutamakan adalah ketangkasan pendengaran, dikehendaki waktu dengung yang pendeksedangkan dalam musik waktu dengung lebih panjang akan menambah kemerduan. Volume ruangan ikut menentukan persyaratan, yaitu ruang yang lebih besar membutuhkan waktu dengung yang lebih panjang dari pada ruang kecil.
Oleh Beranek dan teamnya, Consert hall yang telah ada, terkenal akan kebaikan mutu akustiknya, diselidiki data fisis dan disamping itu dari team-team pendengar akhli dimintakan penilaian-penilaian obyektifnya. Dicari korelasi atas besaran-besara fisis yang penting untuk akustik ruangan dan penilaian subyektif, dengan maksud menyaring ketentuan-ketentuan yang berharga dan harus diperhatikan untuk perencanaan auditorium baru. Hasil usaha ini menghasilkan beberapa skala untuk sifat-sifat baru yang dulu belum diperhatikan, misal intimitas akustis. Hasil studi ini digunakan untuk merancang consert hall baru dari Lincoln Center of Performing Arts di New York.
Persoalan yang dewasa ini dirasakan cukup serius adalah bunyi gangguan, hal ini disebabkan terdapat banyak sumber-sumbur bunyi, seperti lalu-lintas, radio, TV dan bertambahnya konsentrasi manusia di kota. Maka soal gangguan ini harus diperhatikan baik dari segi teknis dengan jalan mencari konstruksi yang memberikan efek isolasi terhadap bunyi gangguan maupun dari sisi undang-undang yang dapat diberikan norma-norma tertentu (yang sekarang baru bersifat anjuran saja), dilain pihak memberikan persyaratan-persyaratan tertentu untuk bangunan. Selain itu dilakukan pula standardisasi ( dilakukan oleh I.S.O. mengnai metoda pengurangan isolasi terhadap bunyi udara dan kontak di lapangan dan laboratorium dan pengukuran absorpsi dalam kamar dengung ).
ü Getaran pada bangunan
Walaupun peralatan mekanis dan mesin-mesin sekarang membuat kehidupan penghuni bangunan-bangunan menjadi lebih nyaman, lebih menyenangkan dan lebih produktif, namun mesin-mesin dan peralatan ini merupakan contributor dasar bagi bising dalam bangunan. Pengendalian bising mekanis eliminasi sempurna adalah sulit, tidak ekonomis dan tidak perlu, yang perlu adalah atenuasi bising mekanis menjadi suatu tingkat yang dapat diterima, tergantung pada macam-macam keadaan, seperti kegiatan-kegiatan yang dapat diduga dalam ruang, tingkat privasi yang dibutuhkan.
Sumber-sumber getaran pada bangunan
Bising yang berhubungan dengan system mekanik dapat dikelompokan
sebagai berikut :
1. Bising peralatan mekanis yang disebabkan oleh tiap unit ventilasi
dan pengkondisian udara dan oleh kipas angin, motor, kompresor,
pompa dll.
2. Bising sendiri (self-noise) yang disebabkan oleh aliran udara
berkecepatan tinggi.
3. Pembicaraan silang (cros talk) dari satu tempat ke tempat lain,
misalnya bunyi pembicaraan yang masuk ke kisi pengadaan udara
atau udara balik dalam satu ruang merambat lewat saluran atau
plenum dan muncul dalam ruang di dekatnya lewat kisi lain.
4. Bising yang ditransmisi dari sumber eksterior lewat bagian saluran
yang tak terlindung ke dalam bangunan.
Sumber-sumber bising utama pada system pengaturan udara
ü Akibat getaran pada bangunan
Getaran dapat mempunyai pengaruh-pengaruh berikut :
1) Merusak bangunan
2) Mengganggu penghuni
3) Berinterferensi dengan kerja dan merusak instrument presisi
4) Bising bila laju getaran berada dalam jangkauan frekuensi audio.
ü Penanggulangan gangguan getaran bunyi
Transmisi getaran dari satu struktur ke struktur lain dapat dihindari dengan meletakan elemen penenang (resilient), yang disebut juga isolator getaran diantara kedua struktur. Isolator getaran dapat merupakan salah satu di bawah ini :
1. Pasangan lantai elastic (pegas baja, pegas udara, karet, gabus, laken, neoprene, elastomer, fiber glas dll).
2. Penggantung langit-langit elastic (pegas, neoprene, elastomer).
3. Isolator dinding elastic (jepitan isolasi, jepitan dinding kenyal).
4. Pipa air/hose fleksibel (baja tahan karat, karet yang diperkuat, telpon yang dicetak, butyl yang pleksibel/luwes).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar