Rabu, 02 Desember 2015

Hendrik antoon lorentz







Hendrik Lorentz, si Penggagas Elektron, Penerima Nobel Fisika 1902
Hendrik Lorentz, Penerima Nobel Fisika 1902
Hendrik Antoon Lorentz dilahirkan di Arnhern, Belanda, pada tanggal 18 Juli 1853, putra dari pasangan Gerrit Frederik Lorentz dan Geertruida van Ginkel. Ketika umurnya masih empat tahun, ibunya meninggal dunia sehingga pada tahun 1862, ayahnya menikah dengan Luberta Hupkes.

Pada masa itu, jam sekolah tidak hanya berlangsung pada waktu pagi dan sore hari, tetapi juga sampai
malam. Pada masa tersebut, pada saat sekolah tinggi pertama di Belanda di tahun 1866 dibuka, Hendrik Lorentz, sebagai seorang murid yang berbakat, siap untuk berada di kelas 3. Setelah kelas 5 dan selama setahun belajar secara klasik, Lorentz mengikuti kuliah di University of Leyden pada tahun 1870. Setahun kemudian, yaitu pada tahun 1871, Lorentz muda meraih gelar B.Sc dalam bidang matematika dan fisika.

Pada tahun berikutnya, tahun 1872, Lorentz kembali ke Arnhern dan menjadi guru kelas malam. Di tengah aktivitas mengajarnya pada kelas malam, Lorentz menyiapkan tesis doktoralnya yang membahas tentang pemantulan dan pembiasan cahaya. Pada tahun 1875, pada usia 22 tahun, Lorentz meraih gelar doktor, dan hanya membutuhkan tiga tahun sejak itu Lorentz kemudian diangkat menjadi Ketua Fisika Teoritis di Leyden, jurusan yang sengaja dibentuk untuk dipimpinnya. Meskipun banyak tawaran untuk mengetuai berbagai lembaga di negara-negara lain di luar Belanda, Lorentz lebih memprioritaskan almamaternya.

Sejak tahun 1912, ketika Lorentz menerima sebuah tugas ganda di Haarlem sebagai Kurator di Teyler’s Physical Cabinet dan sekaligus menjadi sekretaris di Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen, sebuah organisasi sains di Belanda, dia melanjutkan kariernya sebagai profesor luar biasa di Leyden. Di tempat tersebut, Lorentz membawakan kuliah yang berlangsung tiap senin pagi selama akhir hidupnya.

Sejak awal pekerjaan ilmiahnya, Lorentz fokus pada upaya untuk memperluas teori kelistrikan dan cahaya yang telah dikemukakan dan dikembangkan oleh James Clerk Maxwell. Dalam tesis doktoralnya, Lorentz mengkaji tentang fenomena pemantulan dan pembiasan cahaya dari sudut pandang teori Maxwell. Pembahasan ini adalah hal yang masih baru pada masa itu. Karya fundamentalnya yang lain adalah tentang tentang medan optik dan kelistrikan. Karya-karya ini telah merevolusi konsep-konsep kontemporer tentang keadaan alamiah materi.

Pada tahun 1878, Lorentz menerbitkan sebuah esai tentang hubungan antara kecepatan cahaya dalam sebuah medium dengan kerapatan komposisi medium tersebut. Persamaan yang dihasilkan, yang dikemukakan hampir bersamaan dengan seorang fisikawan Denmark, Lorenz, akhirnya dikenal dengan nama persamaan Lorenz-Lorentz.

Lorentz juga memberikan kontribusi yang mendasar pada studi tentang fenomena benda-benda yang bergerak. Dalam sebuah perlakuan yang ekstensif pada peristiwa aberasi cahaya dan terhadap berbagai masalah yang muncul berkaitan dengan peristiwa ini, Lorentz mengikuti hipotesis A. J. Fresnel tentang keberadaan sebuah ether yang tidak dapat bergerak, yang bebas menembus benda-benda. Asumsi ini membentuk basis sebuah teori yang umum tentang fenomena kelistrikan dan optika benda-benda yang bergerak.

Dari Lorentz-lah konsepsi elektron bermula; pandangannya dalam laporan yang menguraikan tentang partikel bermuatan listrik berperan sebagai model selama fenomena elektromagnetik berlangsung pada benda-benda tertentu membuatnya memungkinkan untuk menerapkan teori molekuler pada teori kelistrikan, dan untuk menjelaskan perilaku gelombang cahaya melalui benda-benda transparan.

Transformasi yang kita kenal dengan nama transformasi Lorentz (1904) didasarkan pada fakta bahwa gaya-gaya elektromagnetik antara muatan-muatan akan mengalami sedikit perubahan akibat dari geraknya, sehingga menghasilkan sedikit kontraksi atau pemendekan ukuran dari benda-benda yang bergerak tersebut. Transformasi ini tidak hanya cukup mampu menjelaskan tentang ketiadaan gerak relatif bumi terhadap eter, seperti yang diperlihatkan dalam eksperimen Michelson-Morley, tetapi juga membuka jalan bagi teori relativitas khusus Einstein.

Perlu disebutkan pula bahwa Lorentz dianggap sebagai pemicu semangat oleh semua fisikawan teoritis lainnya karena Lorentz telah melengkapi apa yang masih tersisa yang belum ditemukan oleh para pendahulunya. Karya ilmiah Lorentz juga menyediakan landasan penyambutan ide-ide baru yang didasarkan pada teori kuantum.

Pada tahun 1919, Lorentz ditunjuk untuk mengetuai sebuah komite yang bertugas untuk mempelajari pergerakan air laut yang diharapkan akan terjadi selama dan setelah dilakukannya reklamasi Zuyderzee di Belanda. Reklamasi ini merupakan salah satu karya besar manusia dalam bidang teknik hidrolik. Perhitungan teoritisnya, hasil dari kerja pionir selama delapan tahun, telah dikonfirmasi dalam praktek yang sebenarnya pada hampir semua hal, dan sejak saat itu karya teoritis tersebut telah permanen dalam sains hidrolik.

Sejumlah penghargaan dan penghormatan yang melimpah dari hampir seluruh dunia dipersembahkan kepada Lorentz. Pada tahun 1902, bersama Pieter Zeeman, Lorentz menerima penghargaan Nobel Fisika atas kontribusinya dalam penelitian tentang pengaruh medan magnetik dalam fenomena radiasi. Pertemuan-pertemuan internasional dipimpin oleh Lorentz dengan keterampilan yang luar biasa, paduan antara kepribadian yang ramah dan bijaksana dengan kemampuan berbahasa yang baik. Hingga akhir hayatnya dia masih menjadi pemimpin di semua Kongres Solvay, dan pada tahun 1923 dia diangkat menjadi anggota “International Committee of Intellectual Cooperation” di Liga Negara-negara.

Dengan prestise yang baik di lingkungan pemerintahan dalam negaranya sendiri, Lorentz mampu meyakinkan mereka tentang pentingnya sains dalam perkembangan negara. Lorentz kemudian menginisiasi sebuah langkah yang pada akhirnya memicu terbentuknya organisasi yang berinisial TNO, organisasi tentang penelitian ilmu sains terapan di Belanda.

Lorentz merupakan seseorang yang memiliki daya tarik personal yang sangat kuat. Sangat jauh dari kesan orang yang suka mementingkan diri sendiri, sangat tertarik pada siapa pun yang memiliki keistimewaan yang berbeda dengan keahliannya. Dengan sifat-sifat seperti ini, Lorentz telah membuat dirinya disukai baik oleh pemimpin pada zamannya juga oleh masyarakat umum.

Pada tahun 1881 Lorentz menikahi Aletta Catharina Kaiser, puteri dari J. W. Kaiser, seorang profesor di Academy of Fine Arts, yang juga merupakan direktur sebuah museum yang kelak menjadi museum Rijksmuseum yang terkenal di Amsterdam, dan desainer prangko pos Belanda yang pertama. Lorentz dikaruniai dua orang puteri dan seorang putera dari pernikahannya ini.

Pada tanggal 4 Februari 1928, fisikawan hebat ini menutup kisah perjalanan hidupnya.

Sumber:

Nobel Lectures, Physics 1901-1921, Elsevier Publishing Company, Amsterdam, 1967.
Catatan : Otobiografi/biografi ini ditulis pertama kali saat anugerah nobel akan diberikan kepada Röntgen dan dipublikasikan pertama kali dalam seri buku Les Prix Nobel. Tulisan tersebut kemudian diedit dan dipublikasikan kembali di Nobel Lectures.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar